KATOE.ID – Eliminasi penyakit Campak dan pengendalian penyakit Rubella tahun 2020 menjadi komitmen Indonesia. Namun, sejak awal tahun 2020 lalu, Indonesia hingga dunia dikejutkan dengan Covid-19 yang mengakibatkan cakupan imunisasi rutin lengkap anak menjadi rendah.
Menurut data Kementerian Kesehatan yang dilansir dari sehatnegeriku.kemenkes.go.id pada Jumat (13/05/22), sekitar 800 ribu anak di seluruh Indonesia berisiko lebih besar tertular penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin seperti difetri, tetanus, campak, rubella, dan polio.
Berdasarkan data rutin terbaru Kementrian Kesehatan RI, cakupan imunisasi dasar lengkap telah menurun signifikan sejak awal Pandemi Covid-19, dari 84 persen pada tahun 2020 menjadi 79 persen pada tahun 2021. Untuk mengejar kekurangan cakupan tersebut, pemerintah menyelenggarakan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) dalam rangka pekan imunisasi dunia.
Dalam mensukseskan pekan imunisasi dunia, Palang Merah Indonesia (PMI) turut serta dalam mengkampanyekannya. Seperti PMI Kota Jambi, salah satu dari 3 daerah yang dipercaya oleh Palang Merah Amerika atau American Red Cross dan PMI Pusat untuk melaksanakan program Kampanye Campak Rubella.
Pada Kamis (12/05/22), PMI Kota Jambi melaksanakan sosialisasi Kampanye Campak Rubella kepada seluruh Lurah yang ada di Kota Jambi. Selanjutnya juga dilaksanakan Bimbingan Teknis terhadap Supervisor yang merupakan Relawan PMI Kota Jambi untuk melakukan kampanye langsung ke masyarakat.
Kegiatan yang dilaksanakan di Kwarda Pramuka Jambi tersebut dibuka langsung oleh Wakil Wali Kota Jambi, Maulana dan dihadiri langsung oleh Perwakilan Palang Merah Amerika, PMI Pusat, PMI Provinsi Jambi, pengurus PMI Kota Jambi dan Dinas Kesehatan Kota Jambi.
Ketua PMI Kota Jambi, M.Nasir mengatakan, Kota Jambi merupakan salah satu dari 3 wilayah se-nasional yang dipercaya oleh Palang Merah Amerika untuk melaksanakan program Kampanye Campak Rubella. “Kota Jambi, Kota Samarinda dan Kota Balikpapan adalah 3 daerah yang dipercaya oleh American Red Cross untuk menjalankan program ini. Kita patut bangga dan harus kita jalankan dengan baik demi keselamatan anak-anak kita di Kota Jambi ini,” kata Nasir.
Menurutnya, keterlibatan PMI dalam fokus penanggulangan terhadap penyakit menular khususnya Campak Rubella ini searah dengan program Pemerintah Kota Jambi yang mana tengah melaksanakan program BIAN. “Tapi kita PMI Kota Jambi hanya fokus terhadap kampanye dan pendataannya saja,” ujarnya.
Nasir menyampaikan, dalam mensukseskan program ini, PMI Kota Jambi menyiapkan 28 Supervisor dan 275 relwan kelurahan untuk melakukan pendataan dan kampanye Campak Rubella. “Target kita sebanyak 146.896 KK di kota Jambi terdata dan mengikuti imunisasi untuk anaknya,” sebutnya.
Nasir pun mengharapkan kepada seluruh stakeholder di kota Jambi mendukung kegiatan yang dilaksanakan oleh PMI Kota Jambi demi generasi selanjutnya yakni anak-anak. ” Dengan bersama-nama, insyaallah target kita tercapai. Semoga pemerintah kota Jambi, kecamatan dan para Lurah serta masyarakat Kota Jambi membantu mensukseskan kegiatan ini,” pungkasnya.
Sementara itu, perwakilan Amerika Red Cross, Aminah Ismail mengatakan beberapa tahun terakhir, fokus dunia terpecah akibat Covid-19, akibatnya banyak anak-abak menjadi korban terhadap penyakit menular lainnya dikarenakan ketakutan dan keterbatasan masyarakat untuk melakukan imunisasi kepada anak-anaknya.
“Kepemimpinan di Kota Jambi, baik pemerintah maupun organisasi atau PMI sangat berperan penting dalam kesehatan anak-anak di Kota Jambi,” kata Aminah perempuan asal Kenya.
Ia juga mengatakan, akibat dari Covid-19, banyak orang-orang di dunia melupakan bahayanya penyakit Campak dan Rubella. “Orang-orang harus tahu kalau vaksin imunisasi Campak dan Rubella sangat baik untuk menjadi perantara mengobati penyakit menular tersebut,” pungkasnya.
Wakil Wali Kota Jambi, Maulana mengatakan sebelum Covid-19, di Jambi juga terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak yang disebabkan oleh virus. Masyarakat harus tahu, sebelum ditemukan vaksin Campak dan Rubella ini, penyakit ini sangat mengerikan.
“Jadi Vaksin ini mencegah 2 penyakit, yakni campak dan Rubella. Dengan efektivitas vaksin, sekarang anak-anak jarang mendapatkan gejala campak yang berat yang sampai ke gangguan pernapasan hingga meninggal dunia,” jelas Maulana yang juga berprofesi sebagai dokter.
Meski beberapa tahun terakhir perhatian dunia terbelah akibat Covid-19 begitu juga di Kota Jambi, maka Maulana mengajak seluruh masyarakat untuk memperhatikan segala risiko penyakit yang menyerang kepada anak-anak. “Penurunan vaksinasi imunisasi lengkap untuk anak di kota Jambi, penurunannya tidak signifikan dan masih di atas 80 persen cakupannya. Masih aman sebetulnya, karena ini program nasional, kita harus laksanakan untuk keselamatan anak kita,” jelasnya.
Maulana mengakui, masyarakat sering mengabaikan vaksinasi anak-anak. Ditambah lagi saat Pandemi, banyak Posyandu tutup sehingga vaksinasi anak-anak terlewatkan. “Sekarang ayo kita vaksin anak kita,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahayanya Rubella, karena penyakit tersebut merupakan penyakit bawaan. “Jika seorang perempuan sudah terinfeksi penyakit Rubella, maka saat hamil, anaknya berisiko terlahir cacat.,” jelasnya.
Maulana menyampaikan, pemerintah kota Jambi menargetkan 104 ribu anak-anak usia 9 bulan sampai 12 tahun yang akan di vaksin dalam program BIAN. “Target dari PMI kota Jambi itu 140 ribu KK. Sedangkan kita targetkan 104 ribu anak, jadi harapan kami semua anak-anak terdata dan tidak ada yang terlewatkan oleh relawan saat mendata dan mencari anak-anak 9 bulan sampai 12 tahun. Para Lurah agar membantu relawan kita saat di lapangan,” sebutnya.
Untuk vaksin Rubella dan Campak ini bisa dilakukan di seluruh puskesmas di Kota Jambi serta Posyandu.
Maulana juga mengapresiasi kepada PMI yang telah menghadiri para Lurah. Ia meminta pihak kelurahan berkoordinasi dengan RT untuk bekerja sama dengan relawan yang bertugas di wilayahnya. “Semoga anak-anak kita sehat dan selamat dari penyakit Campak dan Rubella,” pungkasnya. (Alpin.R)