• Beranda
  • Disclaimer
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • SOP Perlindungan Wartawan
Wednesday, June 18, 2025
Bukan Sekedar Kata-kata
No Result
View All Result
  • Login
  • Daerah
  • Internasional
  • Nasional
  • Ekbis
  • Ragam
  • Hukrim
  • Kampus
  • Komunitas
  • Lingkungan
  • Olahraga
  • Politik
  • Teknologi
  • Daerah
  • Internasional
  • Nasional
  • Ekbis
  • Ragam
  • Hukrim
  • Kampus
  • Komunitas
  • Lingkungan
  • Olahraga
  • Politik
  • Teknologi
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
Home Lingkungan

Perlu Dilakukan untuk Pengurangan Dampak Perubahan Iklim di Indonesia

Alpin by Alpin
23/03/2022
in Lingkungan
0
Ilustrasi. (Foto:net)

Ilustrasi. (Foto:net)

0
SHARES
0
VIEWS
PostTweetShareScan

KATOE.ID – Perubahan iklim mulai terasa di Indonesia. Salah satu buktinya, es yang berada di Puncak Gunung Jaya Wijaya, Papua terus mencair. Bahkan diprediksi akan punah pada 2025.

Koordinator Bidang Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dr. Donaldi Permana mengatakan, perubahan iklim berdampak pada masyarakat.

READ ALSO

Cegah Karhutla di Jambi, Ketua DPRD Jambi Minta Semua Pihak Kompak dan Komitmen

Dubai Akan Tanam 100 Juta Pohon Mangrove di Pesisir

Misalnya, terjadi peningkatan frekuensi dan intensitas cuaca ekstrem berupa hujan lebat dan petir, angin kencang, puting beliung, hingga siklon tropis.

Kondisi tersebut bisa memicu terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, kekeringan berkepanjangan, dan lainnya.

“Dampak terhadap pertanian di antaranya perubahan musim, panjang musim dan awal musim hujan maupun kemarau. Hal ini berdampak pada hasil panen/komiditas pertanian,” ungkapnya kepada merdeka.com, Selasa (22/3).

Perubahan iklim sering dikaitkan dengan pemanasan global. Menurut Donaldi, masyarakat bisa melakukan banyak cara untuk mengurangi pemanasan global. Di antaranya, mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (fossil fuel) dalam kehidupan sehari-hari.

Kemudian, melakukan penanaman pohon dan menjaga hutan yang ada sebagai penyerap gas rumah kaca. Mengurangi penghematan energi dan air yang dalam pembuatannya menggunakan energi BBM.

Selanjutnya, melakukan perubahan penggunaan energi ke energi baru terbarukan (EBT) seperti solar cell dan energi angin, gelombang dan geotermal.

“Melakukan sosialisasi terhadap masyarakat terkait dampak perubahan iklim untuk peningkatan kesadaran masyarakat,” tandasnya.

Es di Puncak Jaya Wijaya Cair

Sebelumnya, Donaldi mengungkap, awal mula es di Puncak Jaya mencair. Dia menyebut, secara umum pencairan es di dunia terjadi mulai tahun 1850, saat awal revolusi Industri.

Saat itu, luas es di Puncak Jaya diestimasi sekitar 20 Km persegi. Dalam 20 tahun terakhir atau pada 2002, luas es Puncak Jaya terus menipis menjadi 2 Km persegi. Kemudian menjadi 1,8 Km persegi pada 2005, 0, 6 Km persegi pada 2015, 0,46 Km persegi pada Maret 2018, dan 0,34 Km persegi pada Mei 2020.

“Di sisi lain, pengukuran pertama tebal es dilakukan oleh tim BMKG bekerja sama dengan The Ohio State University (USA) pada tahun 2010 dengan tebal es 32 meter. Kemudian 27 meter pada 2015, 22 meter pada 2016 (dikarenakan EL Nino Kuat) dan 8 meter
pada 2021,” jelasnya.

Menurut Donaldi, selain Puncak Jaya tidak ada gunung lain di Indonesia yang memiliki es. Namun sebelumnya pernah ada es di Mt Wilhelm, Papua Nugini dan Gunung Kinabalu, Malaysia.

Pencairan es di Puncak Jaya tentu memberikan dampak. Di antaranya, berkontribusi terhadap peningkatan tinggi muka laut (sea level rise) walaupun mungkin tidak signifikan karena luasan es yang tidak terlalu besar.

Dampak lainnya, secara budaya, suku lokal di Puncak Jaya kehilangan tempat sakral. Saat ini, suku lokal menganggap es Puncak Jaya merupakan tempat yang sakral.

“Dampak lainnya yang mungkin adalah terhadap kehidupan flora dan fauna disekitar es Puncak Jaya, namun hal ini masih belum dieksplorasi lebih jauh,” ucapnya.

Donaldi mengatakan dampak pencairan es ini akan dirasakan di sekitar wilayah Puncak jaya. Seperti, kemungkinan memicu kenaikan tinggi muka laut di wilayah laut.

Sumber: merdeka.com

Tags: BMKGdampak perubahan iklimEsiklimIndonesiaKrisis iklimpertanianperubahan Iklimtanahtanaman

Related Posts

Cegah Karhutla di Jambi, Ketua DPRD Jambi Minta Semua Pihak Kompak dan Komitmen
Advertorial

Cegah Karhutla di Jambi, Ketua DPRD Jambi Minta Semua Pihak Kompak dan Komitmen

23/07/2024
Dubai Akan Tanam 100 Juta Pohon Mangrove di Pesisir
Lingkungan

Dubai Akan Tanam 100 Juta Pohon Mangrove di Pesisir

04/05/2024
Bolivian Red Cross responds to devastating floods in the city of Cobija, on february 2024. Photo: Bolivian Red Cross Society
Lingkungan

Bolivia Alami Kekeringan dan Banjir di Sisi Lainnya

26/03/2024
PBB: Kelangkaan Air Tawar Bakal Jadi Pemicu Konflik Antara Negara-negara di Afrika
Lingkungan

PBB: Kelangkaan Air Tawar Bakal Jadi Pemicu Konflik Antara Negara-negara di Afrika

25/03/2024
BMKG Ungkap Perubahan Iklim Sudah Mendekati Batas Kesepakatan Bersama pada Perjanjian Paris
Lingkungan

BMKG Ungkap Perubahan Iklim Sudah Mendekati Batas Kesepakatan Bersama pada Perjanjian Paris

24/03/2024
BMKG Sampaikan El Nino akan Berakhir dan Digantikan La Nina
Berita

BMKG Sampaikan El Nino akan Berakhir dan Digantikan La Nina

22/03/2024
Next Post
Jejak Harimau (Foto: istimewa)

Jejak Harimau Ditemukan di Perkebunan Karet Warga Desa Batin Batanghari

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

POPULAR NEWS

Efek Samping Generos pada Anak

08/06/2022
Ketua Sema IAI An-Nadwah Angkat Bicara Soal Tudingan Molornya Pemilihan Dema

Ketua Sema IAI An-Nadwah Angkat Bicara Soal Tudingan Molornya Pemilihan Dema

23/01/2025
Sekolah Dasar 01/I Pasar Muara Tembesi. (Foto: istimewa)

Aset Bangunan SD 01 Pasar Tembesi Milik Pemda Batanghari Raib, Kepsek Tutup Mulut

26/03/2022
Sumber foto: imdb.com

3 Film Indonesia 18+ yang Bagus Ditonton Kisahnya

11/06/2022
Ini Tanggal Merah di Bulan Mei 2024, Ada Dua Kali Long Weekend

Ini Tanggal Merah di Bulan Mei 2024, Ada Dua Kali Long Weekend

24/04/2024
  • Beranda
  • Disclaimer
  • Kode Etik
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Redaksi
  • SOP Perlindungan Wartawan

© 2023 PT MANALO MEDIA JAMBI

No Result
View All Result
  • Daerah
  • Internasional
  • Nasional
  • Ekbis
  • Ragam
  • Hukrim
  • Kampus
  • Komunitas
  • Lingkungan
  • Olahraga
  • Politik
  • Teknologi

© 2023 PT MANALO MEDIA JAMBI

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In