KATOE.ID – Suatu tradisi adat beladiri masyarakat Rantau Panjang, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Tabir, Merangin beranama Silek Penyundon merupakan warisan turun temurun yang terus dipertahankan.
Meski di tampilkan setahun sekali, masyarakat melakukan aksi Silek Penyudon saat bulan puasa tepatnya usai sholat Tarawih. Seterusnya dilanjutkan di gelanggang yang disediakan oleh panitia di 16 lokasi. Silek Penyudon ini juga dilakukan saat penutupan hari raya Idul Fitri.
Muktar, Ketua Lembaga Adat Kecamatan Tabir mengatakan bahwa Silek Penyudon ini sebgai penutup hari raya Idul Fitri setiap tahunnya atau sebagai tanda hari raya sudah berakhir.
“Silek Penyudon ini, artinya hari Raya idul Fitri sudah habis, ini dilakukan setiap tahunan ,”ungkap Muktar saat berada di Rumah Tuo 7 Ratus tahun tersebut seperti yang dilansir dari Jambiprima.com, Selasa (17/05/22).
Ia menyampaikan, silek penyudon ini sudah ratusan tahun dilakukan masyarakat Rantau Panjang Kecamatan Tabir. “Umur saya 60 tahun, Sebelumnya sudah ada. Ini adalah silat milik suku Batin,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Merangin Herman Efendi inginbSilek Penyudon milik masyarakat Rantau Panjang ini terus dilestarikan hingga tingkat nasional.
Sebagai putra daerah Tabir, dirinya berniat berjuang memasukan kedalam tingkat nasional hingga akan mengejarkan dana nantinya jika tercapai. “Ini silek Penyudon tahunan, harus di budayakan. Bagi warga batin adalah pesta rakyat, “ungkapnya.
Menurutnya, Silek Punyudon ini dari leluhur mereka sudah ratusan tahun, dan menjadi Pesta Rakyat, sampai terus dibudaya hingga anak cucu nantinya.
Di lokasi, tampak ribuan masyarakat Rantau Panjang Tabir, berbondong – bondong menyaksikan Silek Penyudon punutup hari raya. Setelah dilakukan penutup Silek Penyudon, masyarakat akan kembali beraktivitas bekerja seperti biasa. (**)
Editor: Alpin.R