KATOE.ID – Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) melaporkan bahwa permukaan air laut naik dengan cepat akibat perubahan iklim. Kenaikan tersebut meningkat lebih dari dua kali lipat, dari 1,4 milimeter per tahun di sebagian besar abad ke-20 menjadi 3,6 milimeter per tahun 2006 hingga 2015.
NOAA memperkirakan bahwa permukaan laut kemungkinan akan naik setidaknya 0,3 meter di atas tingkat yang terlihat pada 2000 pada awal abad berikutnya.
Sementara Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim PBB memperkirakan air laut akan naik 40 hingga 63 cm pada 2100.
Jika permukaan laut naik setinggi itu, hal tersebut bisa mendatangkan malapetaka di seluruh dunia seperti tenggelamnya beberapa kota.
“Apakah kota atau negara menghilang karena perubahan iklim tergantung pada apakah kita sebagai manusia melakukan sesuatu untuk melawan ancaman itu,” kata Gerd Masselink, profesor geomorfologi pesisir di University of Plymouth, dikutip dari Live Science, Senin (28/3/2022).
Dia menambahkan, sebagian besar wilayah Belanda sudah tenggelam, tetapi tidak menghilang karena Belanda sedang membangun pertahanan pesisirnya.
Menurut Union of Concerned Scientists (UCS), Maladewa, yang terdiri dari 1.200 pulau karang kecil dan memiliki penduduk sekitar 540.000 orang adalah negara terdatar di Bumi, dengan ketinggian rata-rata hanya 1 meter.
Jika Maladewa mengalami kenaikan permukaan laut sebanyak 45 cm, maka Maladewa akan kehilangan sekitar 77 persen dari luas daratannya pada 2100.
Negara lain dengan ketinggian rata-rata yang sangat rendah, sekitar 1,8 meter di atas permukaan laut adalah Kiribati.
Pulau kecil di jantung Pasifik ini menampung populasi hampir 120.000 orang dan bisa kehilangan dua pertiga daratannya jika permukaan laut naik 1 meter.
Faktanya, hampir semua orang yang tinggal di pulau Pasifik kemungkinan besar akan sangat terpengaruh oleh naiknya permukaan laut.
Di sisi lain, negara dengan penduduk yang besar juga terancam dengan naiknya permukaan laut, salah satunya adalah China.
Negara yang memiliki 43 juta orang yang berada di lokasi pesisir berada dalam ancaman bahaya.
Negara-negara lain yang menghadapi masalah besar terkait dengan kenaikan permukaan laut termasuk Bangladesh, di mana 32 juta orang akan terancam pada 2100 dan India dengan 27 juta orang yang terancam.
Selain itu, banyak kota besar berada pada risiko yang sangat serius untuk terendam air.
Salah satu contoh paling jelas dari kenaikan permukaan laut yang signifikan adalah Jakarta, Indonesia.
Menampung sekitar 10 juta orang, BBC telah menjuluki Jakarta sebagai kota yang paling cepat tenggelam di dunia karena memiliki tingkat kenaikan 5 sampai 10 cm setiap tahun.
Jika ditambah dengan naiknya permukaan laut, ini adalah bencana bagi Jakarta.
Menurut Forum Ekonomi Dunia, sebagian besar Jakarta bisa terendam air pada 2050.
Selain Jakarta, kota lainnya yang terancam termasuk Dhaka, Bangladesh yang menampung 22,4 juta penduduk, Lagos, Nigeria dengan 15,3 juta penduduk, dan Bangkok, Thailand dengan populasi 9 juta jiwa.
Naiknya permukaan laut juga kemungkinan besar akan berdampak besar pada Amerika Serikat.
Berdasarkan proyeksi baru-baru ini, banyak kota di Amerika Serikat akan menghadapi masalah serius pada 2050.
Menurut NOAA, banyak lokasi di sepanjang garis pantai Amerika Serikat mengalami banjir pasang lebih sering dengan persentase 300 persen hingga 900 persen dibandingkan 50 tahun lalu.
New York menjadi kota yang paling berisiko. Menurut penelitian dari Climate Central, hampir setengah juta warga New York akan terancam pada 2050.
Kerentanan New York terhadap banjir terlihat jelas pada 2012 ketika kota tersebut sangat terpengaruh oleh Badai Sandy.
Menurut para ilmuwan, negara-negara yang berinvestasi di bidang infrastruktur, seperti Belanda, mungkin dapat menghindari beberapa dampak banjir.
Tetapi investasi lainnya seperti restorasi bakau dan perluasan terumbu karang juga dapat menyelamatkan kota-kota tersebut.
Prediksi tersebut menunjukkan bahwa kenaikan air laut adalah ancaman yang mengkhawatirkan.
Selain tingkat kenaikan permukaan laut yang tidak pasti, faktor utamanya adalah bagaimana negara dan masyarakat berniat untuk mengurangi kenaikan permukaan laut.
Sumber: suara.com