KATOE.ID – Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunak) Kabupaten Batanghari mencatat hingga 18 Juni 2022, ada 54 ekor sapi positif PMK yang tersebar du 5 Kecamatan di wilayah tersebut.
Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Disbunak Batanghari, Tuanku Hafidz mengatakan sejak 25 Mei 2022 hingga 15 juni 2022 terdapat 41 ekor Positif PMK yang tersebar di 7 desa dari 4 kecamatan tertular yakni kecamatan Muarabulian, Batin XXIV, Muaratembesi dan kecamatan Bajubang, dengan total kesembuhan 6 ekor, belum sembuh 21 ekor dan potong bersyarat 0.
“Rincian kelurahan atau desa yang tertular PMK yaitu, Teratai 5 ekor sakit dan berhasil di sembuhkan semua. Rengas condong, 4 ekor sakit dan semuanya potong bersyarat. Pasar terusan 3 ekor sakit dan 1 potong bersyarat. Jangga 2 ekor sakit dan semua nya potong bersyarat. Kampung baru 10 ekor sakit 4 potong bersyarat. Ampelu mudo 6 ekor sakit, 1 ekor sembuh dan 3 ekor potong bersyarat. Bungku 11 ekor sakit, dengan total 41 Ekor yang sakit, 6 ekor sembuh dan 14 ekor potong bersyarat dan jumlah yang belum sembuh yaitu sebanyak 21 ekor. sementara jumlah hewan yang mati akibat sebaran PMK, nihil,” jelasnya.
Berdasarkan data dari Bidang Peternakan dan Ksehatan hewan Disbunak Batanghari pada 17 juni yaitu total jumlah sebaran PMK yaitu menjadi 54 ekor yaitu dengan adanya penambahan jumlah 11 ekor jumlah hewan yang sakit dari desa Bungku yakni menjadi 22 ekor dan di tambah 2 ekor dari desa Awin serta 2 ekor lainnya dari kecamatan Pemayung.
“Berdasarkan Peta, sebaran PMK kabupaten batanghari terdapat 6 kecamatan terinfeksi PMK yaitu Kecamatan Muarabulian, Muaratembesi, Batin XXIV, Pemayung, Marosebo Ilir dan kecamatan Bajubang,” ungkapnya.
Sedangkan 2 Kecamatan lainnya yaitu kecamatan Marosebo Ulu dan Mersam merupakan daerah bebas PMK.
Kasus PMK Telah membuat pemerintah daerah ambil kebijakan dengan menutup pasar ternak dan di khawatir kan minim nya ketersediaan hewan kurban khusus nya untuk hari raya ‘Idul Adha mendatang.
Pihak Dibunak Batanghari dalam penanganan PMK ini terus memberikan vitamin, Anti biotik serta desinfektan (penyemprotan kandang) ternak yang sakit dan memberikan himbauan kepada pemilik ternak jangan memasukkan dan memindahkan hewan yang sakit ke wilayah bebas PMK.
“Upaya penangan terus kita lakukan dan berikut juga dengan himbauan agar para peternak tidak memasukkan dan memindahkan hewan yang sakit ke daerah bebas PMK,” pungkasnya. (**)