KATOE.ID – Nilai ekspor komoditi kopi, teh dan rempah di Provinsi Jambi turun di bulan Januari 2022 dibandingkan dengan Desember 2021 lalu. Tidak hanya komoditi tersebut, untuk komoditi nabati, Komoditi kayu lapis, komoditi arang, komoditi pulp dan komoditi batubara juga mengalami penurunan.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) provinsi Jambi, nilai ekspor terus menurun secara signifikan sehingga mencapai 21,69 persen dari periode bulan sebelumnya, yakni sebesar 238,61 juta USD menjadi 186,85 juta USD.
Saat ini kontribusi nilai ekspor Jambi masih disokongkan oleh kelompok pertambangan yang mengalami kenaikan dari 51,88 persen menjadi 55,53 persen.
Sedangkan kelompok industri mengalami penurunan dari 38,67 persen menjadi 36,83 persen. Begitu juga dengan kelompok pertanian yang mengalami penurunan dari 9,45 persen menjadi 7,64 persen.
Dilihat dari tujuan negara, jumlah nilai ekspor pada Januari 2022 ke Singapura 103,44 Juta USD, Amerika Serikat sebesar 21,73 Juta USD, Jepang sebesar 21,05 Juta USD dan Malaysia sebesar 6,47 Juta USD.
Menurunnya kolaborasi dari kelompok pertanian, Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jambi, Agus Irzal, mengatakan akibat turunya harga pinang sehingga petani menahan penjualan. Selain itu, terpengaruh juga oleh aspek ketersediaan container dan biaya sewa yang semakin tinggi.
“Selain itu permintaan juga menurun akibat covid, ditambah situasi invasi Rusia – Ukraina,” katanya yang dilansir dari sekato.id, Senin (14/03/2022).
Penurunan nilai ekspor tersebut, pemerintah provinsi Jambi tidak tinggal diam. Ia mengatakan, pemerintah sedang melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kembali nilai ekspor, seperti meningkatkan kualitas dengan bantuan alat dan unit pengolahan.
“Untuk Disbun (Dinas Perkebunan) sendiri, kami sedang berupaya meningkatkan pengendalian hama penyakit, pembinaan teknis budidaya dan kelembagaan petani mendorong kemitraan, replanting dan pengembangan lokasi tanam, sertifikasi benih, hingga sertifikasi ISPO, dan sebagainya,” tutur Agus.
Dengan ini, Agus mengatakan pemerintah dapat mengkoreksi penurunan nilai ekspor menjadi lebih baik. (**/Alpin.R)