KATOE.ID – Di wilayah pedesaan dan masyarakat adat Kosta Rika, gigitan ular bisa menjadi ancaman mematikan. Jarak ke pusat medis sering kali menentukan hidup atau mati. Palang Merah Kosta Rika berperan penting memberikan pertolongan pertama dan evakuasi darurat bagi korban.
Hingga September 2025, Palang Merah telah menangani 46 kasus kritis gigitan ular, sementara rata-rata 600 orang digigit ular setiap tahun di Kosta Rika.
Peran Institut Clodomiro Picado
Selain Palang Merah, Institut Clodomiro Picado (ICP) Universitas Kosta Rika juga menjadi garda terdepan sejak 1970. ICP adalah satu-satunya produsen antibisa (antivenom) di Amerika Tengah dan Panama, memproduksi sekitar 120.000 vial per tahun, yang digunakan di Kosta Rika, Amerika Latin, hingga Afrika.
Kesepakatan Harapan Baru
Pada 8 September 2025, Palang Merah Kosta Rika dan ICP menandatangani perjanjian untuk memperkuat respons di luar rumah sakit. Melalui kerja sama ini, ICP akan menyumbangkan 30 vial antibisa kering-beku setiap tahun kepada Palang Merah.
Bentuk serbuk ini tidak memerlukan pendinginan sehingga lebih mudah disimpan dan dibawa ke daerah terpencil. Dengan begitu, relawan Palang Merah dapat langsung memberikan serum di lapangan, tanpa harus menunggu korban tiba di rumah sakit.
Presiden Palang Merah Kosta Rika, Dyanne Marenco González, mengatakan:
“Kerja sama ini akan meningkatkan layanan prarumah sakit dan menyelamatkan nyawa di komunitas terpencil di mana perawatan segera sangat krusial.”
Latihan dan Pencegahan
Selain penyediaan serum, ICP juga akan melatih tenaga Palang Merah dalam pemberian antibisa dan memperkuat kampanye pencegahan di wilayah berisiko tinggi.
Dengan kolaborasi ini, sains dan solidaritas hadir untuk memastikan tidak ada nyawa yang terancam hanya karena jarak atau keterbatasan sumber daya. Bagi keluarga petani di pedesaan, kepastian akses serum berarti masa depan yang lebih aman, risiko cacat permanen lebih kecil, dan harapan baru bagi komunitas mereka.**
Sumber: IFRC













