KATOE.ID – Hasil panen ternyata terdampak signifikan akibat perubahan iklim yang mempengaruhi suhu bumi, karbon dioksida di atmosfer, dan frekuensi serta intensitas cuaca ekstrem.
Artikel ilmiah yang diketuai Richard Grotjahn berjudul “Climate Change Impacts in the United States” pada 2014 yang dipublikasikan di laman National Climate Assessment menyebutkan beberapa pengaruh perubahan iklim terhadap tanaman, di antaranya sebagai berikut:
1. Mempengaruhi Hasil Panen
Tingkat karbon dioksida (CO2) yang lebih tinggi dapat mempengaruhi hasil panen. Peningkatan CO2 dikaitkan dengan penurunan kandungan protein dan nitrogen pada tanaman alfalfa dan kedelai yang mengakibatkan kualitasnya menurun.
Selain itu, biji-bijian dan tanaman hijau yang kualitasnya ikut menurun juga dapat mempengaruhi kualitas padang rumput yang berguna untuk penggembalaan hewan ternak.
2. Dapat Mencegah Pertumbuhan Tanaman
Suhu dan curah hujan yang ekstrem dapat mencegah tanaman tumbuh. Misalnya, kejadian ekstrem seperti banjir dan kekeringan dapat merusak tanaman dan mengurangi hasil panen.
Contoh nyatanya pernah terjadi pada 2010 dan 2012 di mana suhu malam yang lebih dingin mempengaruhi hasil jagung di Amerika Serikat. Musim dingin yang ekstrem juga membuat tunas menjadi prematur dan menyebabkan kerugian hingga 220 juta USD di Michigan, AS pada tahun 2012.
3. Tanah Menjadi Lebih Kering
Perubahan iklim membuat kenaikan suhu musim panas dan tanah menjadi lebih kering. Meskipun di beberapa daerah hal ini dapat diantisipasi dengan irigasi, tetapi di tempat lain yang persediaan airnya sedikit akan membuat tanah menjadi sulit ditanami.
4. Parasit Tumbuh Subur
Perubahan iklim membuat gulma, hama, dan jamur dapat tumbuh lebih subur akibat suhu yang lebih hangat, iklim yang lebih basah, dan meningkatnya kadar CO2. Dalam artikelnya, Grotjahn menulis jumlah distribusi gulma dan hama cenderung meningkat seiring dengan perubahan iklim.
Hal ini dapat menyebabkan masalah baru bagi tanaman yang sebelumnya tidak pernah terpapar parasit tersebut. Grotjahn menyebut petani AS saat ini menghabiskan lebih dari 11 miliar USD per tahun hanya untuk memerangi gulma agar tanamannya mendapatkan cahaya, air, dan nutrisi yang dibutuhkan.
5. Mengurangi Nilai Gizi Tanaman
Meskipun peningkatan CO2 dapat merangsang pertumbuhan tanaman, tetapi di saat yang bersamaan hal itu juga mengurangi kandungan gizi sebagian besar tanaman pangan. Meningkatnya kadar CO2 di atmosfer mengurangi konsentrasi protein dan mineral penting di sebagian besar tanaman seperti gandum, kedelai, dan beras.
Efek langsung dari peningkatan CO2 terhadap kandungan gizi tanaman menjadi ancaman bagi kesehatan manusia. Kesehatan manusia juga terancam akibat penggunaan pestisida yang terus meningkat karena ancaman parasit juga ikut meningkat akibat perubahan iklim.
Sumber: tempo.co