KATOE.ID – Sebanyak lebih dari 300 Hektar Hutan Produksi (HP) di Desa Nalo, Kecamatan Nalotantan, Merangin habis dirambah. Bahkan, perambahan tersebut mencapai ke kawasan HP di kecamatan Muara Siau.
‘’Tidak hanya sampai ke Muara Siau, tapi juga sudah masuk ke kawasan Desa Petekun. Aksi perambahan hutan ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, harus cepat dicegah, sehingga tidak lebih meluas,’’ kata Bupati Merangin, Mashuri pada Rapat Koordinasi Forkompinda di kantor Bupati, yang dikutip dari pilarjambi.com, Senin (21/03/22).
Menurut bupati, perambahan tersebut berawal dari masyarakat setempat menjual sebidang kebunnya ke salah seorang pedatang. ‘’Akhirnya tidak hanya lahan yang dibeli itu saja yang digarap, tapi jadi melebar sampai ke kawasan HP, karena oknum tersebut juga melihatkan saudara dan teman-teman pendatang lainnya,’’ terang Bupati.
Untuk pencegahan awal, Bupati perintahkan, para perangkat desa harus cepat bergerak menghentikan perambahah hutan tersebut. Sebab yang tahu betul kondisi perambahan itu adalah perangkat desa setempat.
‘’Kita harus bisa menanamkan semangat untuk melindungi hutan kita. Bukannya kemudian turut merambah dan menjualnya. Sikap melindungi hutan itu harus kuat, baik ditingkat perangkat desa maupun warga secara keseluruhan,’’ tegas Bupati.
Sebagai paru-paru dunia, Hutan tersebut dipinta Bupati harus dijaga dengan baik dan dilestarikan keberadaannya. Jika hutan terus dirambah dan ditebangi, maka paru-paru dunia itu akan rusak.
Selain hutan-hutan di wilayah tersebut, hutan di Rantau Kermas juga dirambah. Namun, bupati mengatakan perambahan tersebut sudah berhasil dihentikan.
‘’Alhamdulillah berkat kerj sama semua pihak, perambahan hutan yang terjadi di Rantau Kermas sudah berhasil dihentikan dengan titik yang ditentukan, sehingga keberadaan hutan di desa itu tetap lestari,’’ pungkasnya. (**/Alpin.R)