KATOE.ID – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menerima sejumlah Menteri Kabinet Merah Putih di Istana Merdeka, Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, Menteri Sosial (Mensos) Syaifullah Yusuf menyampaikan laporan terkait program prioritas Kementerian Sosial (Kemensos), khususnya mengenai upaya penyaluran Bantuan Sosial (Bansos) Tepat Sasaran.
DTSEN Gantikan DTKS untuk Data Akurat
Mensos Syaifullah menjelaskan, salah satu langkah strategis menuju Bansos Tepat Sasaran adalah penerbitan Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2025 tentang penggunaan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) yang dikelola Badan Pusat Statistik (BPS).
DTSEN menggantikan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang sebelumnya dipakai Kemensos. Data baru ini telah melalui verifikasi, validasi, serta pemeringkatan dari desil 1 hingga desil 10, sehingga penyaluran bansos menjadi lebih akurat.
“Dari hasil ground check terhadap 12 juta keluarga penerima manfaat, ditemukan 1,9 juta yang tidak lagi memenuhi syarat. Bantuan dialihkan kepada masyarakat yang lebih berhak,” jelas Mensos Syaifullah Yusuf.
Penerima Bansos Terlibat Judol Akan Dievaluasi
Selain validasi data, Kemensos juga menelusuri penerima bansos yang terindikasi terlibat dalam aktivitas perjudian daring (judol).
“Bagi yang terbukti aktif dalam judol, bansos akan dihentikan. Namun, bagi mereka yang masih sangat membutuhkan, tetap ada mekanisme reaktivasi melalui desa, kelurahan, atau aplikasi yang telah kami siapkan,” tegasnya.
Penyaluran Bansos Capai 75 Persen
Hingga triwulan ketiga 2025, penyaluran bansos tercatat telah mencapai lebih dari 75 persen. Presiden Prabowo menekankan bahwa bansos harus dipahami sebagai bantuan sementara, sementara masyarakat diarahkan mengikuti program pemberdayaan agar mandiri secara ekonomi.
“Bansos itu sementara, pemberdayaan itu selamanya,” ujar Mensos.
Fokus pada Disabilitas dan Lansia
Selain bansos reguler, Presiden Prabowo juga memberi arahan agar Kemensos memperkuat program sosial lain, seperti:
- Penyediaan makan dua kali sehari untuk 35 ribu penyandang disabilitas
- Pemenuhan gizi untuk lansia terlantar di atas 75 tahun
- Peningkatan keterampilan serta akses usaha masyarakat
“Kita punya program permakanan dua kali sehari, sarapan dan makan siang bagi 35.000 penyandang disabilitas,” jelas Syaifullah.
Kemitraan untuk Pengentasan Kemiskinan Ekstrem
Ke depan, Kemensos akan menggandeng dunia usaha, filantropi, dan organisasi masyarakat dalam mempercepat pengentasan kemiskinan ekstrem. Selain itu, koordinasi dengan Kementerian Keuangan dan Bappenas akan dilakukan untuk memperkuat anggaran pemberdayaan.
“Dengan begitu, tiap tahun dapat terukur berapa keluarga yang berhasil graduasi dan naik kelas menuju kemandirian,” pungkas Mensos Syaifullah Yusuf.
Sumber: setkab.go.id













