KATOE.ID – Tragedi pembacokan bayi usia 13 bulan di Kabupaten Tebo, Jambi pada Selasa Malam (17/05/22) ini membuat prihatin semua pihak hingga Gubernur Jambi, Al Haris.
Meski selamat dari maut, namun sayangnya bayi tersebut harus mengalami luka di bagian pinggang sebelah kiri dan telah dilakukan perawatan oleh pihak petugas kesehatan di RSUD Sultan Thaha Saifuddin Tebo. Kini, kondisi bayi tersebut berangsur membaik.
Lantas bagaimana kondisi mental bayi tersebut jika sudah beranjak dewasanmengetahui kalau yang membuat luka di tubuhnya itu adalah ibu kandungnya sendiri?. Hal ini menjadi pertanyaan besar bagi orang-orang yang peduli terhadap kondisi bayi tersebut.
Dilansir dari tribunjambi.com pada Jumat (20/05/22), Wakil Ketua Himpunan Psikologi (Himpsi) Wilayah Jambi, Desi mengatakan tergangu atau tidak tergantung dari suport sistemnya untuk mendukung pemulihan anak tersebut. “Kalau suport sistem mendukung proses pemulihan anak, psikisnya tidak terganggu, kalau suport sistemnya seperti sekarang terganggu,” jelasnya, Kamis (19/05/22).
Artinya, melihat kondisi korban saat ini sedang terluka, keluarga terdekat harus mendukung pemulihan. Pemulihan yang dimaksud adalah, pemulihan fisik dan pemulihan psikis.
Pemulihan fisik seperti operasi dan lain sebagainya. Sedangkan pemulihan psikisnya, kasih sayang seorang anak, keluarga terdekat yang berjenis kelamin yang sama. “Dengan operasi maka bekas lukanya bisa hilang, namun juga perlu pemulihan psikisnya seperti kasih sayang seorang anak dari keluarga terdekat,” jelasnya.
Menurutnya, sekarang PR dari pihak keluaragya memperbaiki suport sistem, dalam arti lingkungan terdekat, orang-orang disekitar harus mendukung. “Kalau kondisinya seperti saat ini, ada kemungikinan anak untuk balas dendam. Makanya harus didukung dengan kasih sayang dari keluarga terdekat,” imbuhnya.
Jika sudah mendapatkan kasih sayang dari orang terdekat, Ia mengatakan psikisnya pasti tidak terganggu, walapun kedepannya teman-temannya ataupun warga sekitar menceritakan kalau sang ibu yang melukainya.
“Pada dasarnya kondisi dan situasi anak yang menyenangkan membekas. Yang senang diingat yang bikin sakit juga diingat,” ujarnya.
Desi mengatakan, kalau pemulihan jangan hanya pemulihan anak, namun ibunya juga dilakukan pemulihan. “Untuk itu cari dulu penyebab kenapa ibunya mencelakakan anak kandungnya sendiri, setelah itu baru bisa dilakukan pemulihan,” ujarnya.
Kalau memang jiwanya ibunya terganggu dirinya menyarankan untuk membawa ke rumah sakit jiwa, hal ini bisa berdampak kesemua orang jika tidak ditangai. “Hari ini anaknya yang dilukai, besok bisa jadi orang lain,” pungakasnya. (**)
Editor: Alpin.R