KATOE.ID – Program “Kampung Bahagia” merupakan salah satu solusi dari paslon Walikota Jambi Maulana-Diza dalam mengatasi persoalan sampah di Kota Jambi.
Hal ini dikemukakan Maulana saat debat publik ketiga pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Jambi pada Rabu malam 13 November 2024.
Seiring bertambahnya jumlah penduduk, produksi sampah juga turut meningkatkan. Berdasarkan data tahun 2022, penduduk Kota Jambi sebanyak 616.553 jiwa. Asumsi perkiraan timbulan sampah sebesar 0,7 kilogram per orang per hari. Jadi, jumlah sampah yang dihasilkan sekitar 443.687 kilogram per hari.
Menurut data, pelayanan persampahan di Kota Jambi saat ini baru 74,97 persen. Hal itu dikarenakan belum semua wilayah terlayani oleh pemerintah Kota Jambi.
Saat debat, Maulana ditanyakan oleh moderator dengan pertanyaan yang telah dibuat tim perumus. bagaimana kebijakan yang diambil dalam mengatasi permasalahan sampah yang belum tertangani dan bagaimana mengatasi penambahan sampah seiring peningkatan ekonomi dan industri ?
Dalam menjawab itu, Maulana mengatakan produksi sampah di Kota Jambi saat ini 430 ton per hari. Dari itu, Maulana menegaskan untuk merubah pola pikir masyarakat dan semuanya bahwa sampah yang menjadi masalah harus menjadi nilai ekonomi bagi semuanya.
“Melalui program Kampung Bahagia, memastikan tata kelola sampah di tingkat RT. Karena dari program ini bisa digunakan untuk pelayanan tata kelola sampah dan membentuk
Bank sampah serta TPS 3R dan memilah organik dan non organik. Sehingga, penurunan sampah.dari sumbernya sangat penting,” jelas Maulana.
Selain itu, Maulana menegaskan perlunya membangun bank sampah tingkat kota yang dapat menampung semua transfer dari seluruh wilayah RT.
“Melalui Kampung Bahagia ini, boleh anggarannya membeli gerobak motor. Boleh juga dianggarkan biaya operasionalnya. Sehingga, pengelolaan merata di seluruh wilayah Kota Jambi tanpa ada Pengecualian,” tegasnya.
Terkait TPA Talang Gulo, Paslon nomor urut satu berencana akan mencari pihak ketiga untuk membangun pabrik biji plastik. Hal ini agar sampah di Kota Jambi memiliki nilai ekonomi sehingga biaya transportasi bisa ditekan.
“Karena biaya pengangkutan sampah di Kota Jambi mencapai Rp32 Miliar,” ujarnya.
Selain itu, kata masyarakat nantinya bank sampah akan bekerjasama dengan penggadaian sehingga sampah yang dijual masyarakat menjadi tabungan emas. **