KATOE.ID – Pencarian korban longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah (Jateng) kembali menunjukkan perkembangan baru, pada Minggu, 16 November 2025.
Tim SAR gabungan menemukan 1 orang korban perempuan pada Minggu siang, sementara 11 orang lainnya masih diduga tertimbun material longsor.
Kepala Kantor SAR Cilacap, M Abdullah, menuturkan jasad korban ditemukan di kawasan Worksite A-2 Dusun Cibuyut.
“Korban ditemukan pukul 12.03 WIB di area Worksite A-2. Teridentifikasi bernama Kasrinah berusia 47 tahun,” ujar Abdullah kepada wartawan di lokasi kejadian, Cilacap, pada Minggu, 16 November 2025.
Abdullah menambahkan, masih ada 3 korban lain yang belum ditemukan di sektor yang sama.
Hingga kini, hari pencarian telah memasuki hari ke-4 dan tim terus melakukan penyesuaian strategi untuk mempercepat proses evakuasi.
Perubahan Strategi di Pencarian Hari ke-4
Basarnas sebelumnya menjelaskan, operasi dibagi dalam dua sektor, yaitu sektor A dan sektor B.
Meski begitu, kondisi lapangan yang dinamis membuat tim harus menyesuaikan metode di beberapa titik.
4 orang korban sebelumnya, yang ditemukan pada hari-hari pertama pencarian, seluruhnya berada dalam kondisi meninggal dunia.
Salah satu tantangan terbesar adalah cuaca. Hujan yang turun hampir setiap hari membuat pergerakan alat berat terbatas dan medan menjadi lebih licin.
BNPB Lakukan Modifikasi Cuaca
Terkini, untuk mengatasi kendala hujan, BNPB mengerahkan operasi modifikasi cuaca.
Secara terpisah, Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan menjelaskan langkah tersebut dilakukan untuk memberi ruang bagi tim SAR bekerja lebih optimal.
“Modifikasi cuaca sudah dilakukan hari ini. Kami berharap bisa berhasil ya, karena ini tergantung angin,” kata Budi saat meninjau lokasi kejadian, Cilacap, pada Minggu, 16 November 2025.
Budi menuturkan, ahli dari BMKG ikut berada dalam pesawat untuk mengidentifikasi awan.
“Kalau anginnya sesuai prediksi BMKG saya yakin hujan tidak akan turun. Kalau turun paling rintik. Tapi kalau anginnya di luar prediksi ya hujan tetap bisa turun,” jelasnya.
Terkait insiden ini, Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi menegaskan koordinasi terus dilakukan agar pencarian tidak terhambat.
“Sudah diminta untuk modifikasi cuaca dan sudah dilakukan oleh BNPB,” ujarnya saat memimpin rapat evaluasi di Posko Lapangan Desa Cibeunying, Cilacap, Jateng, pada hari yang sama.
Kendala Cuaca Batasi Durasi Pencarian
Kalakhar BPBD Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan menjelaskan, pencarian hanya bisa dilakukan sampai 18.00 WIB setiap harinya.
“Waktunya hanya bisa dimulai pukul 6 pagi sampai 6 sore. Ini karena cuaca yang jadi kendala di hari-hari ini,” ucap Bergas dalam keterangan resminya, pada Minggu, 16 November 2025.
Ia menyebutkan, hingga kini sudah 11 korban ditemukan, sementara sekitar 10 orang lainnya masih dicari.
“Update temuan terbaru masih menunggu rilis resmi dari Basarnas,” terang Bergas.
BMKG Jelaskan Penyebab Lereng Menjadi Rentan
Di lain pihak, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat adanya rangkaian hujan berintensitas tinggi yang turun di wilayah Cilacap beberapa hari sebelum longsor terjadi.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, memberikan penjelasan rinci mengenai kondisi tersebut.
“Rangkaian hujan membuat kondisi tanah semakin basah dan lereng menjadi lebih rentan terhadap pergerakan,” tutur Guswanto dalam keterangan resminya, pada Sabtu, 15 November 2025.
Ia memaparkan, Pos Hujan Majenang mencatat curah hujan mencapai 98 koma 4 milimeter dan 68 milimeter per hari pada 10 dan 11 November 2025.
Setelahnya, wilayah tersebut masih diguyur hujan ringan yang membuat kadar air dalam tanah tetap tinggi.
Selain itu, lanjut Guswanto, fenomena atmosfer seperti MJO yang melintas dan adanya pusaran angin di perairan barat Lampung hingga selatan Bali memperkuat pembentukan awan hujan.
“Kondisi atmosfer tersebut mendorong terbentuknya awan konvektif yang dapat menimbulkan hujan sedang hingga lebat disertai kilat atau petir serta angin kencang,” tandasnya.***













