Situasi Perang di beberapa negara memberikan dampak terhadap harga pangan dan energi tidak stabil sehingga banyak negara mengalami inflasi. Menteri Keuangan Indonesia dan Gubernur Bank Sentral melakukan pertemuan pada G20 ke 3 di Bali bicarakan Sinkronisasi kebijakan Fiskal dan Moneter. Pertemuan tersebut diapresiasi IMF.
KATOE.ID – Direktur pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva mengapresiasi penyelenggaraan Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (Finance Ministers & Central Bank Governors’ Meeting /FMCBG) Negara G20 ketiga di Nusa Dua, Bali, pada Jumat (15/07/2022) lalu.
Hal tersebut dikemukakannya saat bertemu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Minggu (17/07/2022).
“Bu Kristalina sangat menghargai bahwa Indonesia telah sukses menjadi tuan rumah untuk G20 finance track menteri-menteri keuangan dan gubernur bank sentral yang ketiga di Bali pada situasi dunia yang sedang tidak mudah, makin menantang,” ujar Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani yang turut mendampingi Presiden dalam pertemuan tersebut, dilansir dari setkab.go.id, Senin (18/07/22).
Sri Mulyani mengatakan, tantangan tersebut antara lain adanya perang yang masih berjalan menimbulkan harga komoditas seperti pangan dan energi menjadi naik. Kenaikan harga di dua komoditas tersebut yang kemudian memacu inflasi di berbagai negara. “Kenaikan harga komoditas seperti pangan dan energi dan ini menyebabkan inflasi di banyak negara meningkat secara tinggi, sehingga ini menjadi ancaman yang sangat nyata bagi banyak-banyak negara yang sekarang menghadapi krisis pangan dan krisis energi,” ujarnya.
Hal tersebut, menurut Menkeu, peranan Indonesia sebagai pemegang presidensi G20 dalam Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral menjadi sangat penting karena dalam pertemuan dibahas mengenai bagaimana menyinkronkan kebijakan fiskal dan moneter. “Dalam menangani seperti krisis pangan, langkah-langkah apa yang bisa dilakukan agar bisa menurunkan risiko dari perekonomian global yang sekarang ini meningkat sangat tinggi,” ujarnya.
Untuk G20 sendiri, berbagai hasil dari pembahasan dalam berbagai pertemuan akan menjadi bahan untuk nanti disampaikan pada KTT G20 November mendatang. Misalnya, untuk masalah kesehatan adanya pembentukan dana kesehatan multilateral untuk penanganan pandemi di masa depan, terutama dalam hal memperkuat kolaborasi antara keuangan dan kesehatan.
“Itu merupakan satu capaian yang bagus. Kita bicara tentang crypto currency dan regulasi mengenai digital coin ini menjadi salah satu yang bagus. Financial inclusion dan digital technology juga menjadi salah satu capaian yang sangat baik, kita bicara tentang global taxtation juga menjadi sangat impresif dalam situasi saat ini, juga mengenai sustainable finance serta pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, itu merupakan hasil-hasil yang dilakukan di G20,” pungkasnya. (**/BPMI SETPRES/UN)