KATOE.ID – Penemuan jejak harimau di perkebunan karet di Desa Batin, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari, Jambi pada Selasa (22/03/22) sempat menghebohkan warga sekitar. Hal tersebut sudah dilaporkan ke pihak Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) provinsi Jambi.
Kasi Wilayah 2 BKSD Provinsi Jambi, Didi Bangkit Kurniawan mengatakan Tim sudah turun ke lokasi yang ditemukan dugaan jejak harimau untuk konfirmasi awal.
“Ditemukan ada beberapa jejak dan diukur panjang dan lebarnya sekitar 11-12 CM. Dugaannya itu jejak harimau,” kata Didi saat dikonfirmasi pilarjambi.com di kantornya, Rabu (23/03/22). Untuk jumlah, saat ini Didi mengatakan diprediksi hanya satu ekor harimau.
Laporan Terkait Harimau Selama Maret 2022
07 Maret 2022
Selama Maret ini, Didi menyampaikan ada laporan di wilayah Lopak Aur, Batanghari pada 07 Maret 2022. Bahkan dilokasi tersebut ada ternak warga yang sudah mati menjadi mangsanya. “Pada 09 Maret 2022, Tim kita ke lokasi untuk memastikannya. Disitu juga di pasang Camera Trap,” ucapnya.
Saat pemasangan Camera Trap tersebut, Tim BKSDA saat itu berharap harimaunya kembali lagi ke bangkai sapi yang menjadi mangsanya. Namun sayangnya, Harimau tidak kembali lagi. “Kita terus koordinasi dengan pihak desa Lopak Aur, ternyata tidak ditemukan lagi tanda-tanda keberadaan satwa ini,” jelasnya.
19 Maret 2022
Selanjutnya, BKSDA juga menerima laporan pada Sabtu, 19 Maret 2022. Di situ laporannya ditemukan harimau di wilayah Lubukruso, Pemayung, Batanghari. “Saat dikonfirmasi kepada pihak Desa Lubukruso, ternyata tidak temui laporan warga terkait hal itu,” ujarnya.
Pada hari itu juga, kata Didi juga ada laporan dari Tanjungjabung Timur. Tapi, laporan tersebut dengan foto yang sama.
“Setelah kami telusuri, ternyata foto tersebut ada di Facebook Malaysia, Tengganotoday di tanggal 17 Maret 2022. Artinya informasi ini Hoaks yang terjadi pada 19 Maret ini,” jelasnya.
“Informasi ini mengakibatkan keresahan terhadap masyarakat, sehingga banyak yang takut untuk ke kebun. Makanya jika ada informasi kami melakukan verifikasi. Hal ini guna memastikan informasinya benar atau tidak,” sambungnya.
20 Maret 2022
Pada 20 Maret juga ada informasi ditemukan jejak harimau di desa Tebing Tinggi. “Ini masih kita komunikasikan terus dengan pemerintah desanya,” ujar Didi.
21 Maret 2022
Ini informasi yang dari desa Batin terkait penemuan jejak harimau. Saat ini telah dilakukan verifikasi dan memang ditemukan jejak harimau. “Ini terus kita pantau, apakah individunya ada di situ atau hanya melintas. Kita juga belum tahu,” sebutnya.
Diketahui, dari tempat kejadian ini terdapat hutan PT REKI yang merupakan hutan terdekat berkisar 30 KM.
Selain itu, pada tanggal ini juga ada informasi dari Desa Pelempang, Kecamatan Mestong, Muarojambi terkait penemuan jejak harimau.
Penyebab Munculnya Harimau ke wilayah pemukiman
Bagi harimau yang belum diketahui berapa jumlahnya di Jambi ini kerap muncul di wilayah perkebunan masyarakat. Hal ini dikarenakan banyak faktor.
Menurut Didi, faktornya ialah kekurangan pakan bagi harimau menjadi salah satu penyebab. “Karen beberapa waktu lalu babi banyak yang mati. Sebab, babi merupakan salah satu makanannya,” sebut Didi.
Habitat yang terganggu juga menjadi penyebab, baik karena aktivitas masyarakat maupun yang lainnya. Selanjutnya dikarenakan satwa tersebut sakit. Sehingga harimau tersebut lebih memilih ke pemukiman untuk mencari makan karena tidak mampu lagi untuk berburu.
Antisipasi terjadinya konflik manusia dengan Harimau
1. Selalu Waspada
Bagi masyarakat yang berada di lokasi ditemukannya jejak harimau atau di lokasi kawasan harimau untuk tetap berhati-hati.
2. Membersihkan kebun
BKSDA provinsi Jambi meminta kepada masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan kebunnya dari semak-semak yang ada. Sebab, jika kebun bersih, hewan buas apapun bisa tampak dari jauh dan masyarakat segera menghindar untuk menyelamatkan diri agar tidak menjadi korban.
3. Jangan sendirian
Bagi masyarakat yang beraktivitas di kebun, khususnya kebun yang berada di dekat dengan hutan agar tidak sendirian. Jika ingin beraktivitas di kebun, ajaklah satu atau dua orang guna menghindari terjadinya ancaman daei hewan buas. Tapi, jika pergi berkelompok, jangan coba untuk berpencar.
4. Jangan sampai malam
Manusia tentunya tidak bisa melihat dengan jelas jika hari mulai gelap atau malam. Maka, jika hari mulai malam, sangat disarankan aktivitas di kebun untuk di hentikan dan segeralah pulang.
5. Gunakan penerangan tambahan
Jika di wilayah masyarakat ada ditemukan kasus hewan ternak dimakan harimau atau hewan buas lainnya, diharapkan memasang lampu tambahan di kandang ternak. Hal ini guna memantau kedatangan hewan tersebut.
6. Lapor BKSDA
Sebagai hewan yang dilindungi, tentunya masyarakat tidak boleh membunuh Harimau. Maka, jika ada masyarakat yang menyaksikan keberadaannya, segera lapor ke BKSDA Provinsi Jambi. Jangan coba-coba mengatasi dengan cara sendiri. Sebab, meski harimau sangat mengancam tapi tetap hewan dilindungi. (Alpin.R)