KATOE.ID – Jessica Grace Harvery, perempuan dari kota Jambi yang tinggal di Kecamatan Jelutung ini mewakili Indonesia sebagai Miss Eco Indonesia 2022 di ajang Miss Eco International, Mesir. Kembali dirinya dari ajang tersebut disambut oleh pihak keluarga dan para pengusaha yang mendukungnya di Bandara Sultan Thaha Jambi, Minggu (27/03/22).
Perempuan yang berdarah Jambi-Tionghoa ini menceritakan, di ajang itu dirinya mempromosikan potensi pertanian dan batik Jambi. Bahkan, kostum yang dipakainya terinspirasi dari buah nanas yang menjadi sektor pertanian bagi masyarakat di Desa Tangkit, Kabupaten Muarojambi. Tidak itu saja, batik Jambi juga di tambah ke kostumnya.
“Batik Jambi ada di dalam kostum yang Grace gunakan. Jadi, di sana Grace membawa kain batik Jambi. Kami mengangkat Nanas Tangkit dan batik,” ujarnya perempuan berusia 20 tahun ini seperti yang dilansir dari jambikita.id, Minggu (27/03/22).
Terkait eco dress, Grace memakai kostum dari karing bekas dan plastik. Saat memakai kostum tersebut, dirinya masuk 11 besar. “Kita menunjukkan eco dress. Kebetulan mendapatkan top eleven best eco dress,” katanya.
Menurutnya, dengan eco dress tersebut menunjukkan bahwa sampah juga dapat dimanfaatkan dan diolah menjadi pakaian. “Dalam eco dress kita merancang pakaian dari barang yang sebelumnya tidak terpakai atau sampah. Ada barang yang kita kira tidak bisa pakai, bisa untuk membuat eco dress,” jelasnya.
Sepulangnya Ia dari Mesir, Grace merencanakan akan menyusun program untuk melestarikan lingkungan. “Tidak hanya lingkungan, masalah kesehatan juga akan disusun programnya. Kebetulan Grace seorang mahasiswi kedokteran gigi. Jadi, sudah seharusnya Grace menyuarakan kesehatan,” ungkapnya.
Meskipun ia berpendapat tidak bisa mengembalikan kondisi seperti sediakala, Namun Grace tetap terus mengajak masyarakat untuk menjaga sekaligus memperbaiki lingkungan.
“Sekarang ini ada perubahan iklim dan penyebaran sampah. Mungkin masih ada yang berpikir ini adalah hal yang biasa. Tapi, jika kita membuka kesadaran setiap orang mereka akan mendengar,” ujarnya.
Saat di Mesir, Grace sempat mendapatkan fakta bahwa berbagai negara juga merasakan dampak perubahan iklim. Berbagai negara merasakan perubahan cuaca yang tidak menentu. “Permasalahan lingkungan, ada yang lebih ke sampah, penebangan hutan dan sebagainya. Satu hal yang sama, yang kita rasakan, yakni perubahan iklim. Mereka merasakan perubahan yang tidak menentu. Kalau di Indonesia musim tidak terlalu banyak. Sedangkan di negara lain, ada musim salju, gugur, dan sebagainya,” ungkapnya.
Persoalan sampah di Jambi pun juga menjadi sorotan Grace. Ia mengaku bahwa dirinya khawatir akan sampah yang dibuang sembarang dan ke sungai karena mengakibatkan banjir.
Diketahui, sebagai perempuan dari Jambi untuk mewakili Indonesia, Grace mendapatkan dukungan dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yayasan, pelaku usaha, dan tentunya keluarga.
Namun sayangnya, keberangkatan Grace tidak mendapatkan dukungan materi dari Pemerintah Provinsi Jambi.
“Bantuan dari kementerian, El Jhon Foundation, BMKJ, Jambi Kreatif, kemudian beberapa barang dari Hijab Dewi Lestari, batik, dan sebagainya,” tuturnya.
Rice Yogina, yang turut mendukung Grace, mengatakan Miss Eco Indonesia tersebut sudah mendapatkan berbagai dukungan, walaupun tidak dengan Pemerintah Provinsi Jambi. “Tim sudah minta support untuk keberangkatan beliau, karena pasti ada biaya selama di sana. Sebagai masyarakat Jambi kami mendukung Grace dalam bentuk materil,” tuturnya. (Sobar/Alpin.R)