Katoe
  • BIOGRAFI
  • BUDAYA
  • C & W
  • EDUKASI
  • EKSIS
  • HUKRIM
  • KOMUNITAS
  • LINGKUNGAN
  • OPINI
  • POLITIK
Menu
  • BIOGRAFI
  • BUDAYA
  • C & W
  • EDUKASI
  • EKSIS
  • HUKRIM
  • KOMUNITAS
  • LINGKUNGAN
  • OPINI
  • POLITIK
Home Lingkungan

Perubahan Iklim, Cuaca Sangat Panas dan Lembab Dapat Membunuh Secara Lebih Mudah

Alpin by Alpin
13/03/2022
in Lingkungan
A A
Ilustrasi: Net

Ilustrasi: Net

PostTweetShareScan

KATOE.ID – Saat perubahan iklim mendorong pemanasan global dan penguapan air berlebihan, kondisi ini dapat meningkatkan panas dan kelembapan atmosfer kita.

Ancaman melebihi ambang batas indeks suhu bola basah (ISBB) menjadi semakin mungkin terjadi. Terutama di daerah tropis.

Bacajuga

Wali Kota Sungaipenuh Temui Kementerian LHK untuk Ini

Warga Kota Jambi yang Terdampak Banjir Dipastikan Aman Oleh Basarnas Jambi

Sejumlah Sekolah dan Rumah di Kota Jambi Terendam Banjir

Sumur Minyak Ilegal Semburkan Minyak dan Gas di Dusun Kunangan Jaya II

Danau Sipin Direncanakan Menajdi Sumber Cadangan Air Bersih

Keindahan Hiliran Sungai Batanghari yang Tertutup Tumpukan Sampah

Tubuh manusia hampir tidak tahan dengan iklim panas dan lembab. Sebab, keringat tidak bisa keluar untuk mendinginkan tubuh ketika mencapai kelembapan 100%.

Dalam lingkungan yang sangat kering, ambang batas kelangsungan hidup manusia bisa sekitar suhu 50 derajat Celcius.

Tetapi berdasarkan studi baru, suhu hanya perlu mencapai 31 derajat Celcius di lingkungan sangat lembap sebelum tubuh kita mengalami serangan panas.

Kematian tidak dapat dihindari apabila kontak yang terlalu lama dengan kondisi seperti itu, menurut Science Alert.

“Jika kita tahu berapa batas suhu dan kelembaban atas itu, kita dapat lebih mempersiapkan kondisi menghadapi gelombang panas,” jelas fisiologi Larry Kenney dari Pennsylvania State University.

Namun, ilmuwan iklim menduga pada akhir abad ini, negara Pakistan, India, dan sebagian Asia Tenggara, Teluk Persia, dan Amerika Tengah, akan lebih sering mengalami tingkat kelembapan maksimum pada suhu di atas 35 derajat Celcius.

Batas tersebut sebagian besar didasarkan pada teori dan model fisiologis tentang seberapa banyak panas dan kelembapan yang dapat ditahan tubuh manusia.

Sementara eksperimen baru menunjukkan orang muda rentan terhadap ekstrem seperti itu, statistik menunjukkan orang tua masih lebih mungkin meninggal dengan kontak suhu tersebut dalam waktu lama.

“Hasil kami menunjukkan bahwa di bagian dunia yang lembab, kita harus mulai khawatir, bahkan pada orang muda yang sehat, ketika suhu di atas infeksi suhu bola basah 31 derajat (Celcius)” tandas Kenney.

Sumber: suara.com

Tags: iklimKrisis iklimlembabpanaspenelitiperubahan Iklim
Previous Post

Kamala Harris, Perempuan Pertama Menjabat Sebagai Wakil Presiden Amerika Serikat

Next Post

Salah Satu Pendiri Android Prediksi Tablet Lebih Populer daripada Laptop Kedepannya

Next Post
Chief Technologi Officer Tablet Google, Rich Miner. (Foto: Wikipedia)

Salah Satu Pendiri Android Prediksi Tablet Lebih Populer daripada Laptop Kedepannya

google chrome lite. (Foto: 4gnews)

Mode Lite Google di Android Akan Dihapus, Chrome M100 Bakal Rilis 29 Maret 2022

Ilustrasi

Mayoritas Anak di Bawah Umur Terjaring Operasi Pekat Polda Jambi di Kost-kostan

Ilustrasi. (Foto: istimewa)

Nilai Ekspor Provinsi Jambi Menurun di Januari 2022

Ilustrasi

Belanja Iklan di Indonesia Tahun 2021, Saluran Digital Pilihan Kedua

Discussion about this post

POPULER HARIAN

  • Sumber foto: imdb.com

    3 Film Indonesia 18+ yang Bagus Ditonton Kisahnya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Katoe
  • BERANDA
  • DISCLAIMER
  • KODE ETIK
  • PEDOMAN
  • REDAKSI
  • PERLINDUNGAN

Copyright © 2022 Katoe.id All Rights Reserved | Supported by Ara

Baru

Menu

Katoe

Hits

Kanal