KATOE.ID – Polisi menggerebek sebuah gudang di Desa Riding Panjang, Belinyu, Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, pada Minggu, 16 November 2025.
Hal itu terjadi, setelah polisi menemukan adanya penimbunan besar-besaran BBM subsidi di gudang tersebut.
Buntut aksi penggerebekan itu, kini polisi mengungkap 42 ton BBM tanpa dokumen dan 5 orang yang diduga terlibat dalam kasus tersebut.
Kabid Humas Polda Babel, Kombes Pol. Fauzan Sukmawansyah menyebut, penggerebekan dilakukan setelah warga melapor soal aktivitas mencurigakan.
Fauzan menjelaskan lokasi yang digerebek merupakan gudang milik PT Bangka Perkasa Energy.
“Ya, di sana tim berhasil mengamankan kurang lebih 42 ribu liter atau 42 ton BBM termasuk beberapa mobil tangki dan truk yang sudah dimodifikasi untuk menampung BBM itu,” ujar Fauzan dalam keterangan resminya, pada Minggu, 16 November 2025.
Di gudang tersebut, polisi menangkap 5 orang. Mereka adalah DN alias Decka selaku direktur, AA alias Abi selaku komisaris, BS dan IP sebagai sopir, serta AW yang berperan sebagai kernet.
“Kelimanya diamankan di sana termasuk beberapa peralatan juga seperti selang, mesin, drum hingga tedmon yang berisi BBM subsidi tanpa dokumen yang sah,” ucap Fauzan.
Modus: Truk Modifikasi dan Pasokan dari Luar Bangka
Fauzan menjelaskan, BBM yang mereka timbun berasal dari 2 sumber. Sebagian besar BBM diangkut dari Sumatera Selatan menggunakan truk modifikasi, sedangkan sisanya diperoleh dari beberapa titik di Pulau Bangka.
“Informasi dari para pelaku, BBM ini berasal dari Sumatera Selatan yang diangkut menggunakan dua unit truk modifikasi sampai ke gudang itu. Sedangkan yang lainnya dari tempat-tempat di Pulau Bangka,” ujarnya.
Dalam kasus ini, seluruh barang bukti kini sudah diamankan di Mapolda Babel.
“Sedang diperiksa lebih lanjut termasuk barang buktinya dua mobil truk modifikasi, dua mobil tangki serta 42 ton BBM subsidi,” kata Fauzan.
Para pelaku terancam hukuman 5 hingga 6 tahun penjara. Mereka dijerat dengan pasal 110 jo pasal 36 Undang Undang Perdagangan serta pasal 54 jo pasal 28 ayat 1 terkait pemalsuan dan penyalahgunaan BBM.
Fauzan mengingatkan penimbunan BBM subsidi ikut memperburuk kondisi antrean SPBU di Bangka Belitung.
“Kami mengimbau masyarakat agar tidak menyalahgunakan pendistribusian BBM bersubsidi. Temuan seperti ini akan kami tindak tegas,” tegasnya.
Berkaca dari kasus ini, sebelumnya skandal penyelewengan BBM subsidi di Babel bukan terjadi sekali ini saja.
Tercatat, pada Februari 2025, polisi juga mengungkap penyalahgunaan 5.000 liter solar subsidi di Pangkalpinang.
Kasus 5.000 Liter Solar Subsidi di Pangkalpinang
Secara terpisah, Kasat Polairud, Polres Pangkalpinang AKP Asmadi pernah menceritakan kejadian kasus penimbunan 5.000 liter solar subsidi di Pangkalpinang.
“Jumat lalu, anggota kami mengamankan lima ton BBM solar bersubsidi dari seorang pelaku bernama Okta Bin Tanwin,” kata Asmadi kepada awak media di Pangkalpinang, Babel, pada Selasa, 18 Februari 2025 lalu.
Solar tersebut disimpan dalam 90 jerigen berisi 2.400 liter serta tiga toren kapasitas seribu liter berisi 2.600 liter dan diangkut menggunakan truk.
Terkait hal itu, Asmadi menilai, solar subsidi tersebut dibeli pelaku dari SPBN PPI Ketapang Pangkalbalam dan akan dijual kembali ke tambang timah ilegal dengan harga sepuluh ribu per liter.
“Akibat ulah pelaku, nelayan kesulitan mendapatkan BBM bersubsidi untuk pergi melaut mencari ikan,” tandasnya.***












