KATOE.ID – Dalam mempercepat penurunan angka Stunting di Kota Jambi, Pemerintah Kota Jambi akan membuat program Bapak Asuh terhadap anak yang masuk dalam kategori kurang gizi.
Program Bapak Asuh untuk penekanan angka Stunting di Kota Jambi ini disampaikan oleh Wakil Walikota Jambi Maulana saat melakukan evaluasi audit stunting untuk penguatan program pada masing-masing organisasi perangkat daerah (OPD) guna memantapkan intervensi ke depan.
Kata Maulana, tahun depan akan disusun program Bapak Asuh untuk mengatasi persoalan stunting sekaligus menekan angka Stunting di Kota Jambi.
“Data by name by address sudah ada, tinggal kita tawarkan. Misalnya di kelurahan ini, ada balita stunting, siapa yang menjadi bapak asuhnya. Memberikan makan-makanan bergizi. Intinya bersedekah. Bisa dari unsur kepala dinas, TNI/Polri, perusahaan, dan lain sebagainya,” jelas Maulana saat menjadi pemateri pada kegiatan evaluasi audit stunting semester II di Kota Jambi, Selasa (29/11/22).
Menurut dia, untuk menurunkan prevalensi stunting harus dilaksanakan secara simultan dan terintegrasi dengan sejumlah program yang berkaitan dengan masing-masing OPD, sehingga upaya percepatan penanganan tersebut dapat tercapai sesuai harapan.
“Setiap kelurahan dari setiap penimbangan yang dilakukan oleh kawan-kawan Puskesmas melalui Posyandu atau lainnya. Dibulan Februari 31.000 ribu lebih bayi yang kita timbang, dan Agustus kemarin 24.000 ribu,” paparnya.
Namun, dari jumali tersebut ada beberapa anak masih dalam kategori pendek dan sangat pendek.
“Dari jumlah itu angka yang masuk kategori pendek dan sangat pendek itu sekitar 2 persen lebih. Ini menjadi perhatian untuk melihat data by name by address,” kata Maulana.
Kata dia, pemerintah menggandeng pihak dokter spesialis anak, psikolog dan juga ahli gizi untuk memecahkan masalah stunting ini.
“Problem atau masalahnya berbeda – beda. Ini yang harus kita pecahkan. Ada problem balitanya masalah gizi, kemudian kondisi sanitasi, ada juga yang ibunya diet ketat, hingga persoalan keluarga,” katanya.
Tahun 2023 kata Maulana, seluruh balita yang ada di Kota Jambi harus dilakukan penimbangan.
Hal itu guna melihat data pasti jumlah anak yang mengalami stunting di Kota Jambi.
“Sehingga kedepan intervensinya sudah fokus. Program akan disusun berdasarkan data yang sudah didapatkan, kita juga sudah menjalankan delapan aksi yang diinstruksikan oleh pusat,” jelasnya.
Oleh karena itu, lanjut dia, dibutuhkan kolaborasi lintas sektor, baik pemerintah daerah, instansi vertikal dan organisasi pemangku kepentingan serta masyarakat umum.
“Selain intervensi program teknis, sosialisasi dan edukasi harus masif dilakukan dalam berbagai pertemuan,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala BPPKB Kota Jambi, Irawati Sukandar mengatakan, evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan, percepatan, sampai peningkatan akuntabilitas percepatan penurunan stunting.
“Diharapkan memberikan penilaian pada strategi nasional dan rencana aksi nasional serta menjadi pertimbangan rekomendasi rencana penurunan stunting,” katanya.
Pihaknya nanti akan menyusun program bapak asuh bagi balita penderita stunting di Kota Jambi.
Hal itu untuk mempercepat proses penurunan kasus stunting di Kota Jambi.***