KATOE.ID – Kecamatan Mersam, Kabupaten Batanghari memiliki suatu tradisi topeng. Bedanya, topeng di daerah Mersam ini lebih merujuk ke seni pertunjukan, meskipun topeng yang kerap di kenal sebagai seni rupa dan seni ukir.
Topeng ini, masyarakat kerap menyebutnya sebagai “Topeng Mersam”, biasanya dapat disaksikan saat acara arakan pengantin. Tak semua arakan menggunakan topeng, hanya saja arakan yang menggunakan “Gerudo” (Seperti Singgahsana). Itupun atas persetujuan dari pihak pelaksana acara atau tuan rumah.
Topeng Mersam yang menjadi suatu seni pertunjukan karena diperagakan oleh orang, bukan menari ataupun akrobat tapi di fungsikan sebagai pembuka jalan bagi rombongan arak-arakan untuk lewat karena memikul Gerudo.
Selain itu, Topeng Mersam ini sebagai simbol pengawal atau “Debalang” bagi “Rajo Sehari” atau kedua mempelai yang berada di atas gerudo bersama pengantin-pengantin kecil. Topeng Mersam ini juga sebagai memeriahkan arakan karena sering mengejar orang-orang yang takut dan membuat orang-orang tertawa saat melihatnya.
Secara seni ukir, topeng ini di buat dari kayu dan diukir berbentuk wajah yang seram. Untuk artian dari ukiran yang menyeramkan bak menyerupai “Dewo” belum diketahui, karena setiap topeng beragam bentuk.
Setelah diukir, diberikan lagi warna dengan cat dan di tambah aksesoris lainnya seperti ditambah ijuk untuk membuat alis, kumis dan jenggot. Selanjutnya, topeng ini disematkan karung dibelakangnya agar memudahkan untuk dipakai di kepala.
Topeng Mersam digunakan saat acara arakan, biasanya yang memakai kostum topeng ini adalah pemuda-pemuda setempat sebanyak 3-7 orang. Sebelum arakan di mulai, para pemuda pergi ke tempat yang tidak diketahui orang banyak atau di dalam bangunan yang jauh dari tempat acara pengantin.
Selanjutnya, para pemuda menggunakan kostum topeng yang terbuat dari karung goni berbentuk celana dan baju. Aksesoris berupa dedaunan seperti daun pisang kering, belimbing wulu dan yang lainnya di kenakan di seluruh badan. Pemuda-pemuda tersebut juga menuliskan kata-kata di kardus seperti “urang nang kawin awak nang sego” dan di gantungkan ke badan topeng.
Terakhir, setelah semua atribut sudah terpasang, topeng pun di pakai. Para debalang ini langsung menuju tempat awalan arakan.
Diketahui, di kecamatan Mersam yang sering melakukan tradisi arakan menggunakan topeng ini ada 3 daerah, yakni Desa Mersam, Desa Kembang Tanjung dan Kelurahan Kembang Paseban.
Tradisi topeng dikenal sejak masa kesultanan atau sejak abad 15 Masehi. Di sisi kebudayaan, topeng di masa lalu di kenal sebagai seni pertunjukan bagi bangsawan. (Alpin.R)