KATOE.ID – Sri Riski, seorang perempuan dari Desa Penerokan , Kecamatan Bajubang, Kabupaten merupakan seorang sopir truk angkutan batu bara.
Tidak sedikit seorang perempuan memiliki kemampuan untuk menyetir mobil sendiri di Jambi ini, tapi untuk perempuan yang mengendarai truk angkutan batu bara masih sangat jarang.
Seperti yang dilakukan gadis usia 23 tahun ini, Ia mengendarai kendaraan angkutan batu bara ini sejak tahun 2019 lalu. “Sebelum membawa truk batubara, saya sempat menjadi sopir bus Trans Siginjai,” ungkap Sri Riski yang dilansir dari jambi.inews.id, Kamis (28/04/22).
Sri Riski yang merupakan anak kelima dari Tujuh bersaudara mengaku hobi menjadi sopir. Namun faktor lainnya adalah persoalan ekonomi karena ia ingin membantu perekonomian keluarganya.
“Setidaknya menjadi sopir truk batubara bisa membantu ekonomi keluarga. Kenapa harus malu jadi sopir truk batubara. Ini pekerjaan yang sangat luar biasa,” ujar gadis dari pasangan Ismail dan Zuliyati ini.
Sopir truk batubara yang kerap dilakoni para kaum lelaki pada umumnya, Sri menilai menjadi sopir truk bukan untuk terlihat lebih hebat dari yang lain. Dia ingin membuktikan bahwa dirinya bisa mencari uang sendiri, tidak melulu bergantung pada orang tua. “Siapapun orang yang melihat saya, itu untuk menumbuhkan semangat kepada siapapun. Saya sebagai sopir menunjukkan bahwa perempuan mampu bekerja keras, diiringi semangat dan doa,” katanya.
Perempuan muda yang kerap disapa Esi ini terus mengajak para sopir truk batubara tidak mengeluhkan situasi saat ini. “Kami sering terjebak macet yang begitu melelahkan. Kalau sudah macet, kaki terkadang sering keram. Tapi kami harus tetap semangat, tidak boleh menyerah. Kami juga kerap melewati jalan berlubang, dan berusaha melawan rasa kantuk saat bongkar muatan,” ungkap Sri.
Satu hal yang menjadi motivasi Sri, menjadi sopir truk batubara yang sangat berat bagi kaum hawa, jika dijalani dengan ikhlas, terasa ringan. (***)
Editor: Alpin.R