Katoe
  • BIOGRAFI
  • BUDAYA
  • C & W
  • EDUKASI
  • EKSIS
  • HUKRIM
  • KOMUNITAS
  • LINGKUNGAN
  • OPINI
  • POLITIK
Menu
  • BIOGRAFI
  • BUDAYA
  • C & W
  • EDUKASI
  • EKSIS
  • HUKRIM
  • KOMUNITAS
  • LINGKUNGAN
  • OPINI
  • POLITIK
Home Berita

Wacana Pemisahan Penumpang Angkot Sesuai Gender, Komnas Perempuan: Tidak Efektif

Alpin by Alpin
15/07/2022
in Berita, C & W, Komunitas
A A
PostTweetShareScan

KATOE.ID  – Belakangan ini, topik pembicaraan terkait wacana angkot khusus perempuan ramai dibicarakan. Hal itu disebut sebagai salah satu upaya pencegahan aksi pelecehan seksual, terutama di angkot. 

Bacajuga

Ingin Menangkan NasDem di Jambi, Fasha Siap Nyalon Jadi Anggota DPR RI

Wali Kota Sungaipenuh Temui Kementerian LHK untuk Ini

Musprov Muaythai Indonesia Jambi Gagal Diselenggarakan, Ada Apa ?

Perempuan Usia 18 Tahun Ini Diperkosa di Dalam Kamarnya Sendiri

Kekerasan Seksual di Lingkungan Pendidikan Marak, Aturan UU TPKS Diminta Untuk Segera Dibuat

Pameran dan Pertunjukan ‘Perempuan dan Batik Angso Duo’ akan Digelar di Kawasan Candi Muaro Jambi

“Angkot khusus perempuan juga menjadi pertimbangan, nanti kita carikan solusi bertahap,” tutur Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, mengutip Metro pada Kamis (14/07/2022). 

Namun, wacana tersebut dinilai tidak efektif oleh Komnas Perempuan. Ketua Komnas Perempuan, Andy Yentriyani mengatakan tidak setuju dengan pengadaan angkot tersebut

“Mungkin Dishub DKI perlu belajar dari KAI, bagaimana rangkaian khusus perempuan juga menjadi tidak efektif baik bagi penumpang perempuan maupun laki-laki,” tutur Andy mengutip Detik.

Ia pun menyebut bahwa ketika ruang perempuan telah penuh, maka penumpang wanita akan bergabung ke gerbong umum. Lantas, jika terjadi kekerasan seksual, maka perempuan tersebut akan disalahkan.

“Rangkaian khusus itu hanya ada di jam-jam tertentu, tidak serta merta pas dengan jam mobilitas perempuan pekerja dan juga daya tampungnya terbatas, meskipun banyak.” tambahnya.

Ia pun menekankan terbatasnya kapasitas angkot. “Kebayang angkot harus tunggu penumpang perempuan sampai penuh baru bisa berangkat. Ini akan sangat menghalangi perjalanan, baik penumpang perempuan maupun laki-laki,” sambung Andy.

Menurutnya, hal yang seharusnya diubah adalah pola perilaku. Sudah seharusnya tertanam di diri masing-masing bahwa pelecehan seksual adalah tindakan yang keji.

Karena itu, ia menyarankan adanya pelatihan untuk sopir serta kernet angkot dan pihak lainnya terkait pencegahan pelecehan seksual.

Sumber: Pramborsfm.com 

Tags: Komnas PerempuanPelecehan SeksualPerempuan
Previous Post

Ketua Umum MCWE: Peran Perempuan Indonesia dalam Pembangunan Semakin Meningkat

Next Post

Sejarah Singkat HariAnak Nasional

Next Post

Sejarah Singkat HariAnak Nasional

Boneka Berbie Butet Manurung Bentuk Apresiasi Pejuang Kesetaraan Pendidikan di Masyarakat Adat

Ini Inpres Presiden Terkait Akses Kesehatan Ibu Hamil

Syarat Utama Beasiswa G20 dari Australia untuk Mahasiswa Indonesia

Kemenag Didesak untuk Buat Peraturan Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan Seksual

Discussion about this post

POPULER HARIAN

  • Sumber foto: imdb.com

    3 Film Indonesia 18+ yang Bagus Ditonton Kisahnya

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
Katoe
  • BERANDA
  • DISCLAIMER
  • KODE ETIK
  • PEDOMAN
  • REDAKSI
  • PERLINDUNGAN

Copyright © 2022 Katoe.id All Rights Reserved | Supported by Ara

Baru

Menu

Katoe

Hits

Kanal