KATOE.ID – Menurut catatan Dinkes Kota Jambi, ada 249 kasus DBD di Kota Jambi sejak Januari hingga 18 November 2022.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 4 orang meninggal dunia akibat DBD di Kota Jambi pada tahun 2022 inu.
Di Kota Jambi Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Jambi, sejak Januari hingga 18 November, tercatat ada 249 kasus DBD di Kota Jambi, 4 (empat) diantaranya meninggal dunia.
Korban meninggal akibat DBD ini kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi, Ida Yuliati adalah kebanyakan anak-anak.
“Dari 249 kasus tersebut, sebanyak empat orang meninggal dunia. Empat kasus meninggal tersebut kebanyakan anak-anak. Tahun ini cukup tinggi dibanding tahun lalu,” kata Ida, Rabu (23/11/22).
Dijelaskan Ida, angka itu meningkat jika dibanding sepanjang 2021, terdapat 131 kasus DBD dengan angka kematian 3 (tiga) orang.
Dijelaskannya, kemungkinan pada Desember nanti kasus DBD meningkat. Hal itu dilihat dari trend pada tahun sebelumnya.
“Biasanya di bulan Desember kasus DBD lebih tinggi dari bulan lain. Cuaca juga kita tidak bisa prediksi, berubah-ubah,” ungkapnya.
“Kita harus tetap terus waspada,” tambahnya.
Ida mengatakan, tahun ini pada APBDP 2022 sudah dianggarkan abatisasi sebanyak 10 galon.
“Akan dibagikan kepada 2500 KK, kegiatan fogging juga terus kami lakukan dengan melibatkan camat, lurah dan ketua RT setempat,” imbuhnya.
Lanjut Ida, kasus DBD yang terjadi di Kota Jambi ini paling banyak menyerang anak hingga orang dewasa. Untuk sebaran daerahnya kata Ida beragam.
”Sebaran DBD ini terjadi dibeberapa kawasan, diantaranya Kelurahan Talang Banjar, kelurahan Kenali Besar, Bagan Pete, Jelutung,” imbuhnya.
Dengan cuaca tak menentu saat ini, terkadang terjadi hujan sehingga lebih memungkinkan nyamuk berkembang biak.
Ia meminta semua pihak dapat menjaga kebersihan lingkungan masing-masing dengan menutup bak penampung air, membuang sampah pada tempatnya, dan beberapa hal lainnya dalam upaya menghindari DBD.
“Sangat penting memang kita harus menjaga kebersihan,” ujarnya.
Sementara Wakil Walikota Jambi Maulana mengatakan, saat ini memang dalam kondisi musim hujan, ada potensi terjadi kenaikan kasus DBD.
“Kota Jambi sebenarnya sudah ada Pokja DBD dibawah koordinasi Sekda dan Dinas Kesehatan, ini harus dioptimalkan perannya,” katanya.
Persolan ini juga menyangkut dan melibatkan camat dan lurah sebagai kepala wilayah.
“3 M plus penting, mulai dari persoalan sampah, menutup sumber air dan pogging,” pungkasnya.***